بِسۡمِ اللّٰہِ
الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Syair-syair
Kecintaan Mirza Ghulam Ahmad a.s.
– Imam Mahdi dan Al-Masih Mau’ud a.s. –
kepada Allah
Swt.
(Bagian 4)
Allah Swt. Pencipta Segala Sesuatu
وَ مِنۡ اٰیٰتِہِ
الَّیۡلُ وَ النَّہَارُ وَ الشَّمۡسُ وَ الۡقَمَرُ ؕ لَا تَسۡجُدُوۡا لِلشَّمۡسِ وَ لَا لِلۡقَمَرِ وَ اسۡجُدُوۡا
لِلّٰہِ الَّذِیۡ خَلَقَہُنَّ اِنۡ
کُنۡتُمۡ اِیَّاہُ تَعۡبُدُوۡنَ ﴿﴾
Dan dari antara Tanda-tanda-Nya
ialah malam dan siang serta matahari dan bulan.
Janganlah kamu sujud kepada matahari dan jangan pula kepada bulan,
dan sujudlah kepada Allah Yang telah menciptakan mereka, jika
kamu hanya kepada-Nya-lah menyembah (Ha
Mim – Al-Sajdah [41]:38).
Syair Mirza Ghulam Ahmad a.s.
“Berhala Kehidupan Dunia”
(Urdu)
Dia Yang selalu menjaga kamu, namun hatimu berpaling
kepada yang lain!
Apa yang tak ada pada-Nya, yang kalian cari pada para
berhala?
Memandang sang surya, tidak ada kemiripan dengan Nur
milik-Nya
Kutengok
bulan, tidak ada kemiripan rupa dengan Sang Tercinta.
Dia itu Satu, tak ada sekutu
bagi-Nya,Dia itu Maha Langgeng;
Segala yang lain ‘kan punah,
keabadian milik-Nya semata.
Semua berkat ada pada kasih kepada-Nya,
Wahai sahabat, carilah hanya Dia saja,
Berhala tak ada yang demikian setia.
Mengapa kalian demikian mencintai
hunian (dunia) yang begini loya?
Tempat ini hanyalah neraka asli, dan
bukan suatu surga!
(Tashidul Adhan, Desember
1908).
* * *
“Allah Swt. adalah “Surga Hakiki”
(Urdu)
Tuhanku, segala kuasa dan kekuatan milik Engkau
Menemukan Engkau, terpenuhi sudah segala dambaanku.
Setiap pecinta telah mengukir berhala bagi dirinya
Namun hanya Sang Terkasih yang merengkuh hati kita.
Hanya Dia semata ketentraman kalbu dan kekasih hati kami,
Dia pula Tuhan semua ciptaan di alam.
Dia telah mewujud bagiku melalui
berkat-Nya
Maha Suci Dia Yang telah
mempermalukan musuh-musuhku.
Hidupku terkait kepada Sang Tercinta
Hanya Dia-lah Surga dan perlindungan terakhir.
Maha Agung Dia yang memberiku kekuatan
Sungai kecintaan mengalir di kalbuku.
Betapa besarnya karunia Engkau, wahai
Pembimbing-ku
Maha Suci Dia Yang telah
mempermalukan musuh-musuhku.
Rahmat Engkau tidak mengenal batas,
Tak ada ketika yang sunyi darinya.
Rahmat dan kerahiman Engkau tak terbilang
Tak cukup tenagaku untuk bersyukur sepenuhnya kepada
Engkau.
Betapa agungnya Rahmat Engkau, wahai Pembimbing-ku
Maha Suci Dia Yang telah mempermalukan musuh-musuhku.
Jejak mana yang harus kupilih ke arah
jalan Engkau?
Apa yang harus kulakukan guna
mendapat Engkau sebagai imbalan?
Hanya kasih yang telah menarik hatiku
tak tertahankan,
Hanya kepada Ilahi melaluinya egoku
sirna.
Apakah kasih itu? Siapa yang harus kuberitakan?
Apa rahasia kesetiaan? Kepada siapa aku bertumpu?
Bagaimana mungkin lagi menyembunyikan badai ini,
Sebaiknya kutabur debuku di keempat mata angin.
Betapa jauhnya kami dari dunia yang
fana ini,
Maha Suci Dia Yang telah
mempermalukan musuh-musuhku.
(Durr-e-Thamin).
* * *
Penterjemah dari bahasa
Inggris: Ir. Qoyum Khalid
Editor: Ki Langlang Buana Kusuma
Pajajaran
Anyar, 23 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar