بِسۡمِ اللّٰہِ
الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Syair-syair
Kecintaan Mirza Ghulam Ahmad a.s.
– Imam Mahdi dan Al-Masih Mau’ud a.s. –
kepada Allah
Swt.
(Bagian 7)
“Millat (Agama) Nabi Ibrahim a.s.
قُلۡ
اِنَّنِیۡ ہَدٰىنِیۡ رَبِّیۡۤ
اِلٰی صِرَاطٍ مُّسۡتَقِیۡمٍ ۬ۚ دِیۡنًا قِیَمًا مِّلَّۃَ اِبۡرٰہِیۡمَ حَنِیۡفًا ۚ وَ مَا کَانَ مِنَ
الۡمُشۡرِکِیۡنَ ﴿﴾ قُلۡ اِنَّ صَلَاتِیۡ وَ نُسُکِیۡ وَ مَحۡیَایَ وَ مَمَاتِیۡ لِلّٰہِ
رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ
﴿ ﴾ۙ
لَا شَرِیۡکَ لَہٗ ۚ وَ بِذٰلِکَ اُمِرۡتُ وَ اَنَا اَوَّلُ الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿ ﴾
Katakanlah hai Rasulullah: “Sesungguhnya aku telah diberi petunjuk oleh Tuhan-ku
pada jalan yang lurus, yakni agama
yang teguh, agama Ibrahim yang benar, dan ia bukanlah dari antara orang-orang musyrik.” Katakanlah: "Sesungguhnya
shalatku dan pengorbananku dan
kehidupanku dan kematianku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh
alam.
Tidak ada
sekutu bagi-Nya, dan yang
demikian itulah aku diperintahkan dan aku orang pertama yang sepenuhnya menyerahkan diri kepada-Nya. (Al-An’ām [6]:162-164).
Syair Mirza Ghulam Ahmad a.s.
Kecintaanku Kepada Allah Swt.
(Urdu)
Usah sebutkan raja apa pun kepadaku
Karena aku meletakkan harapanku di tahta yang lain.
Allah Yang mengaruniakan hidup kepada alam ini,
Dia-lah Awal, Pencipta dan Pemelihara.
Yang Maha Pengasih, Maha Kuasa,
Penolong dalam kesulitan,
Maha Penyayang Yang memenuhi semua
kebutuhan.
Kurebahkan diriku di pintu-Nya,
karena dikatakan:
“Di dunia ini segala sesuatu menuju
kepada yang lainnya.”
Saat aku teringat Sahabat Yang Setia itu,
Lupa sudah aku teman dan keluarga lainnya.
Bagaimana mungkin menambatkan hati kepada yang lainnya,
Karena aku gelisah tanpa Dia.
Usah mencari hatiku di dadaku yang
luka pedih,
Karena telah kusematkan di ujung
jubah Sang Kekasih.
Hatiku adalah Tahta bagi Sang
Kekasih,
Kepalaku adalah sesembahan kepada Sang
Sahabat.
Bagaimana mungkin menghitung luas berkat-Nya atas diriku,
Karena Rahmat-Nya demikian tak berbatas.
Sifat hubunganku dengan Sang Terkasih,
Tak mungkin dimengerti manusia lainnya.
Menangis aku di pintu-Nya,
Laiknya perempuan yang menangis saat melahirkan.
Segenap saatku dipenuhi dengan Kasih-Nya,
Betapa bahagianya waktu, betapa berberkatnya hari.
Wahai taman Kekasih-ku,
kulantunkan pujian bag Engkau,
Engkau telah membebaskan aku
dari kecantikan kebun dan kegembiraan musim
semi.
(Hujjat-Ullah, Qadian; Ruhani Khazain, jld. XII,
hlm. 149)., London, 1984).
* * *
Pengabdian
(Urdu)
Betapa cantiknya Dikau, wahai Penawan hatiku,
Betapa indahnya fitrat Engkau, wahai Kekasih hidupku.
Sejak kupandang Wajah Engkau, telah kuserahkan hatiku
kepada Engkau,
Selain Engkau, tak ada siapa lagi di duniaku.
Bisa aku tinggalkan seluruh duniaku,
Namun jauh dari Engkau akan membakar
belulangku.
Lebih mudah menyerahkan diri ini
kepada api,
Karena kejauhan dari Engkau amat
menakutkan bagiku.
(Haqiqatul Wahi, Qadian,
Magazine Press, 1907; Ruhani Khazain, jld. XXII,
hlm. 355-356).
* * *
Jihad bagi Kehormatan Yang Maha Tercinta
Wahai Sahabat abadi, Wujud Engkau cukuplah bagiku,
Lorong Engkau lebih baik bagiku daripada seribu taman
surgawi.
Meski aku kadang terpaksa menengok ke tempat lainnya,
Segenap waktu mataku tetap tertuju kepada Engkau.
Jika ada yang menyerang kehormatanku,
Aku akan bersabar, laiknya Engkau
berlaku.
Siapakah aku? Berapa nilai
kehormatanku?
Jihadku semata demi kehormatan Engkau.
(Brahin-i- Ahmadiyah, bag. V; Ruhani
Khazain, jld. XXI, hlm. 153).
* * *
Penterjemah dari bahasa
Inggris: Ir. Qoyum Khalid
Editor: Ki Langlang Buana Kusuma
Pajajaran
Anyar, 23 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar