Sabtu, 23 Juni 2012

Kecintaanku kepada Allah Swt.



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ


Syair-syair
Kecintaan Mirza Ghulam Ahmad a.s.
 – Imam Mahdi dan Al-Masih Mau’ud a.s.
 kepada Allah Swt.

(Bagian 7)

“Millat (Agama) Nabi Ibrahim  a.s.

قُلۡ  اِنَّنِیۡ ہَدٰىنِیۡ رَبِّیۡۤ  اِلٰی صِرَاطٍ مُّسۡتَقِیۡمٍ ۬ۚ دِیۡنًا قِیَمًا مِّلَّۃَ  اِبۡرٰہِیۡمَ حَنِیۡفًا ۚ وَ مَا کَانَ مِنَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ ﴿﴾  قُلۡ  اِنَّ صَلَاتِیۡ  وَ نُسُکِیۡ وَ مَحۡیَایَ وَ مَمَاتِیۡ   لِلّٰہِ   رَبِّ  الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿  ﴾ۙ  لَا شَرِیۡکَ لَہٗ ۚ وَ بِذٰلِکَ اُمِرۡتُ وَ اَنَا  اَوَّلُ الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿  ﴾
Katakanlah hai Rasulullah: “Sesungguhnya aku telah diberi petunjuk oleh Tuhan-ku pada jalan yang lurus, yakni  agama yang teguh,  agama Ibrahim yang benar,  dan ia bukanlah dari antara orang-orang musyrik.” Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku dan pengorbananku dan kehidupanku dan kematianku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan   yang demikian itulah aku diperintahkan dan aku orang   pertama yang sepenuhnya  menyerahkan diri kepada-Nya. (Al-An’ām [6]:162-164).


Syair  Mirza Ghulam Ahmad a.s.

Kecintaanku Kepada Allah Swt.
(Urdu)

Usah sebutkan raja apa pun kepadaku
Karena aku meletakkan harapanku di tahta yang lain.
Allah Yang mengaruniakan hidup kepada alam ini,
Dia-lah Awal, Pencipta dan Pemelihara.

Yang Maha Pengasih, Maha Kuasa, Penolong dalam kesulitan,
Maha Penyayang Yang memenuhi semua kebutuhan.
Kurebahkan diriku di pintu-Nya, karena dikatakan:
“Di dunia ini segala sesuatu menuju kepada yang lainnya.”

Saat aku teringat Sahabat Yang Setia itu,
Lupa sudah aku teman dan keluarga lainnya.
Bagaimana mungkin menambatkan hati kepada yang lainnya,
Karena aku gelisah tanpa Dia.

Usah mencari hatiku di dadaku yang luka pedih,
Karena telah kusematkan di ujung jubah Sang Kekasih.
Hatiku adalah Tahta bagi Sang Kekasih,
Kepalaku adalah sesembahan kepada Sang Sahabat.

Bagaimana mungkin menghitung luas berkat-Nya atas diriku,
Karena Rahmat-Nya demikian tak berbatas.
Sifat hubunganku dengan Sang Terkasih,
Tak mungkin dimengerti manusia lainnya.

Menangis aku di pintu-Nya,
Laiknya perempuan yang menangis saat melahirkan.
Segenap saatku dipenuhi dengan Kasih-Nya,
Betapa bahagianya waktu, betapa berberkatnya hari.

Wahai taman Kekasih-ku,
kulantunkan pujian bag Engkau,
Engkau telah membebaskan aku
 dari kecantikan kebun dan kegembiraan musim semi.

(Hujjat-Ullah, Qadian;   Ruhani Khazain, jld. XII, hlm. 149)., London, 1984).

* * *

Pengabdian
(Urdu)

Betapa cantiknya Dikau, wahai Penawan hatiku,
Betapa indahnya fitrat Engkau, wahai Kekasih hidupku.
Sejak kupandang Wajah Engkau, telah kuserahkan hatiku kepada Engkau,
Selain Engkau, tak ada siapa lagi di duniaku.

Bisa aku tinggalkan seluruh duniaku,
Namun jauh dari Engkau akan membakar belulangku.
Lebih mudah menyerahkan diri ini kepada api,
Karena kejauhan dari Engkau amat menakutkan bagiku.

(Haqiqatul Wahi, Qadian, Magazine Press, 1907;  Ruhani Khazain, jld. XXII, hlm.  355-356).

* * *

Jihad bagi Kehormatan Yang Maha Tercinta

Wahai Sahabat abadi, Wujud Engkau cukuplah bagiku,
Lorong Engkau lebih baik bagiku daripada seribu taman surgawi.
Meski aku kadang terpaksa menengok ke tempat lainnya,
Segenap waktu mataku tetap tertuju kepada Engkau.

Jika ada yang menyerang kehormatanku,
Aku akan bersabar, laiknya Engkau berlaku.
Siapakah aku? Berapa nilai kehormatanku?
Jihadku semata demi kehormatan Engkau.

(Brahin-i- Ahmadiyah, bag. V;  Ruhani Khazain, jld. XXI, hlm. 153).

* * *

Penterjemah dari bahasa Inggris:  Ir.  Qoyum Khalid
Editor: Ki Langlang Buana Kusuma

Pajajaran Anyar, 23 Juni 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar