Sabtu, 23 Juni 2012

Syukur kepada Allah Swt.


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

         

Syair-syair
Kecintaan Mirza Ghulam Ahmad a.s.
 – Imam Mahdi dan Al-Masih Mau’ud a.s.
 kepada Allah Swt.

 (Bagian 1)

     Dalam Blog “Pajajaran Anyar”,   penulis telah menjelaskan hakikat  “Uga Wangsit Prabu Siliwangi”, terutama    makna “Pajajaran Anyar” yang diperintah oleh  “Ratu Adil” serta makna “Urang Sunda”, serta hubungannya dengan Jemaat Muslim Ahmadiyah yang didirikan  Mirza Ghulam Ahmad a.s., yang atas perintah Allah Swt. telah mendakwakan diri sebagai “Rasul Akhir Zaman” yang kedatangannya ditunggu-tunggu oleh semua umat beragama, dengan nama (sebutan) yang berbeda-beda (QS.77:12), untuk mengajak mereka kepada Tauhid Ilahi yang hakiki, sebagaimana yang difahami dan diamalkan (diajarkan) oleh Nabi Besar Muhammad saw. , firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿﴾
Dia-lah Yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan  agama yang haq (benar) untuk mengunggulkannya atas semua agama walau pun orang-orang musyrik membenci” (Al-Shaf [61]:10).
Firman-Nya lagi:
وَ  اِذَا  الرُّسُلُ  اُقِّتَتۡ
        Dan apabila   rasul-rasul didatangkan pada waktu yang ditentukan (Al-Mursalāt [77]:12)

       Tujuan penulisan dalam Blog ‘Pajajaran Anyar” tersebut tiada lain untuk menambah wawasan baru berkenaan dengan makna-makna mendalam lainnya yang terkandung dalam “Uga Wangsit Prabu Siliwangi”, karena berkenaan dengan “Uga Wangsit Prabu  Siliwangi” tersebut banyak yang telah memberikan tafsirannya  sesuai  wawasan pengetahuan mereka masing-masing. 
      Ada pun mengenai kebenaran  atau pun kekeliruan dari “tafsir-tafsir” tersebut hanya Allah Swt. sajalah yang mengetahuinya, dan  sebaiknya para pencinta “Prabu Siliwangi”  -- Sri Baduga Maharaja -- dan “Kerajaan Pajajaran” tidak ikut-ikutan “saling mengkafirkan” sebagaimana yang terjadi dalam “dunia agama” di antara para pemeluknya, baik  yang berbeda agama mau pun yang berbeda paham, walau pun mereka itu merupakan pemeluk agama yang sama, sebab sikap-sikap tak terpuji seperti itu sangat tidak menguntungkan bagi  terciptanya “Persaudaraan umat beragama” mau pun bagi “Kesatuan dan Persatuan Bangsa”, khususnya di NKRI tercinta ini.
       Kenapa demikian? Sebab   “Kesatuan dan persatuan umat” identik dengan Tauhid Ilahi, sedangkan “perpecahan umat” identik dengan kemusyrikan. Sehubungan dengan itu Allah  Swt. berfirman:
فَاَقِمۡ  وَجۡہَکَ لِلدِّیۡنِ حَنِیۡفًا ؕ فِطۡرَتَ اللّٰہِ  الَّتِیۡ فَطَرَ  النَّاسَ عَلَیۡہَا ؕ لَا تَبۡدِیۡلَ  لِخَلۡقِ اللّٰہِ ؕ ذٰلِکَ الدِّیۡنُ الۡقَیِّمُ ٭ۙ وَ لٰکِنَّ  اَکۡثَرَ النَّاسِ لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿٭ۙ﴾  مُنِیۡبِیۡنَ اِلَیۡہِ وَ اتَّقُوۡہُ  وَ اَقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ  وَ لَا تَکُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ ﴿ۙ﴾  مِنَ الَّذِیۡنَ فَرَّقُوۡا دِیۡنَہُمۡ  وَ کَانُوۡا شِیَعًا ؕ کُلُّ  حِزۡبٍۭ بِمَا لَدَیۡہِمۡ فَرِحُوۡنَ ﴿﴾
Dan tegakkanlah wajah engkau kepada agama yang lurus. Turutilah fitrat Allah yang atas dasar itu Dia menciptakan manusia. Tidak ada perubahan untuk  ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Kembalilah bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya dan dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang  yang musyrik, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi  golongan-golongan, tiap-tiap kelompok mereka gembira (bangga) dengan apa yang ada pada mereka. (Al-Rūm [30:31-33).
      Dalam Blog ini penulis akan menampilkan syair-syair (qasidah) karya Mirza Ghulam Ahmad  a.s. yang tersebar   dalam berbagai karya tulis beliau yang jumlahnya lebih dari 84 buah buku, yang isinya mengemukakan  mengenai kesempurnaan agama Islam dan kesucian serta ketinggian akhlak dan ruhani Nabi Besar Muhammad saw., termasuk wawasan pengetahuan  mendalam  Pendiri Jemaat Ahmadiyah  mengenai Tauhi Ilahi, sebab Allah Swt. telah menyatakan dalam Al-Quran bahwa Dia hanya membukakan rahasia-rahasia-Nya kepada  Rasul yang diridhai-Nya -- sebagaimana halnya  telah mengajarkan Asmā-Nya (nama-nama-Nya) kepada Adam, khalifah Allah -- firman-Nya:
عٰلِمُ الۡغَیۡبِ فَلَا یُظۡہِرُ عَلٰی غَیۡبِہٖۤ اَحَدًا ﴿ۙ﴾  اِلَّا مَنِ ارۡتَضٰی مِنۡ رَّسُوۡلٍ فَاِنَّہٗ یَسۡلُکُ مِنۡۢ  بَیۡنِ یَدَیۡہِ  وَ مِنۡ خَلۡفِہٖ رَصَدًا ﴿ۙ﴾  لِّیَعۡلَمَ  اَنۡ  قَدۡ  اَبۡلَغُوۡا رِسٰلٰتِ رَبِّہِمۡ وَ اَحَاطَ بِمَا لَدَیۡہِمۡ وَ اَحۡصٰی کُلَّ  شَیۡءٍ عَدَدًا ﴿٪﴾
Dia-lah Yang Maha mengetahui yang gaib maka Dia tidak menampakkan perkara  gaib-Nya kepada siapa pun kecuali kepada  orang yang Dia ridhai di antara Rasul-Nya, maka sesungguhnya barisan pengawal berjalan di hadapannya dan di belakangnya,   supaya Dia mengetahui bahwa sungguh mereka telah menyampaikan risalat-risalat Tuhan  mereka, dan Dia meliputi semua yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu dengan rinci. (Al-Jin [72]:27-29).
Firman-Nya mengenai Adam, Khalifah Allah:
وَ  اِذۡ قَالَ رَبُّکَ لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اِنِّیۡ جَاعِلٌ فِی الۡاَرۡضِ خَلِیۡفَۃً ؕ قَالُوۡۤا اَتَجۡعَلُ فِیۡہَا مَنۡ یُّفۡسِدُ فِیۡہَا وَ یَسۡفِکُ الدِّمَآءَ ۚ وَ نَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِکَ وَ نُقَدِّسُ لَکَ ؕ قَالَ اِنِّیۡۤ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾  وَ عَلَّمَ اٰدَمَ الۡاَسۡمَآءَ کُلَّہَا ثُمَّ عَرَضَہُمۡ عَلَی الۡمَلٰٓئِکَۃِ ۙ فَقَالَ اَنۡۢبِـُٔوۡنِیۡ بِاَسۡمَآءِ ہٰۤؤُلَآءِ اِنۡ کُنۡتُمۡ صٰدِقِیۡنَ ﴿﴾ قَالُوۡا سُبۡحٰنَکَ لَا عِلۡمَ لَنَاۤ اِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَا ؕ اِنَّکَ اَنۡتَ الۡعَلِیۡمُ الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ قَالَ یٰۤاٰدَمُ اَنۡۢبِئۡہُمۡ بِاَسۡمَآئِہِمۡ ۚ فَلَمَّاۤ اَنۡۢبَاَہُمۡ بِاَسۡمَآئِہِمۡ ۙ قَالَ اَلَمۡ اَقُلۡ لَّکُمۡ اِنِّیۡۤ  اَعۡلَمُ غَیۡبَ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ۙ وَ اَعۡلَمُ مَا تُبۡدُوۡنَ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَکۡتُمُوۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika   Tuhan engkau berfirman kepada malaikat-malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di   bumi".  Mereka berkata: "Apakah Engkau  akan  menjadikan orang    yang akan  berbuat kerusakan di dalamnya dan akan menumpahkan darah di dalamnya, padahal  kami senantiasa menyanjung kesucian  dengan pujian    Engkau dan menyanjung kesucian Engkau". Dia berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". Dan Dia mengajarkan  kepada Adam   nama-nama semuanya, kemudian Dia mengemukakan semua  itu kepada malaikat-malaikat   lalu  Dia berfirman, "Beritahukanlah  kepada-Ku  semua  nama-nama   itu   jika   kamu   orang-orang yang  benar." Mereka berkata: "Mahasuci Engkau,  kami tidak mempunyai ilmu   kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau  benar-benar Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." Dia berfirman: "Hai Adamberitahukanlah  kepada  mereka nama-nama mereka itu",  maka  tatkala diberitahukan  kepada mereka nama-nama mereka itu Dia berfirman, "Bukankah Aku telah berfirman kepada kamu, sesungguhnya Aku mengetahui  rahasia  seluruh langit dan bumi, dan  mengetahui apa yang kamu nyatakan   dan apa yang kamu sembunyikan?" (Al-Baqarah [2]:31-35).
     Berikut adalah   terjemahan syair karya Pendiri Jemaat Ahmadiyah – Mirza Ghulam Ahmad a.s. --  dalam bahasa Urdu,  berkenaan rasa syukur beliau kepada Allah Swt., Yang telah berkenan memilih beliau sebagai Rasul Akhir Zaman yang kedatangannya ditunggu-tunggu  oleh semua umat beragama dengan nama (sebutan) yang berbeda-beda (QS.61:10; QS.77:12).

Syair-syair Mirza Ghulam Ahmad a.s.

وَ اِذۡ  تَاَذَّنَ  رَبُّکُمۡ  لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُمۡ  وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ  اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ ﴿﴾
Dan ketika Tuhan   kamu mengumumkan: "Jika kamu benar-benar bersyukur niscaya Aku akan menambahkan lebih banyak karunia kepada kamu, dan jika kamu benar-benar tidak bersyukur sesungguhnya azab-Ku sangat keras" (Ibrahim [14]:8).

   Syukur kepada Allah Swt
  (Urdu) 

Ya Allah, Maha Pencipta, Yang Menyembunyikan segala kelemahan,
Yang Maha Kuasa;
Wahai Kekasih-ku, Maha Pelindung, Maha Pemelihara.
Bagaimana caraku bersyukur kepada Engkau?

Wahai Pengarunia segala berkat yang akbar.
Di mana ‘kan kuperoleh bahasa guna menyatakan syukurku?
Semata berkat dan karunia Engkau maka Engkau memilih aku,
Karena tak berkekurangan hamba-hamba yang ikhlas di hadirat Engkau.

Mereka yang berjanji menjadi sahabat, kini menjadi musuh,
Namun Engkau tidak meninggalkan diriku,
Wahai Sang Pemenuh segala hajatku.

Wahai Sahabat Yang Maha Esa, wahai Pelindung diriku;
Engkau semata cukup bagiku, aku tak berdaya tanpa Diri Engkau;
Jika bukan karena Berkat Engkau, maka lama sudah aku jadi debu,
Hanya Allah yang tahu kemana ditebarkan ini debu.

Semoga hati, jiwa dan wujudku dikurbankan di Jalan Engkau;
Tak ada lagi wujud yang mencintai laiknya Engkau.
Sejak awal aku tumbuh dalam naungan perlindungan Engkau yang berberkat
Laiknya bayi menyusu, aku telah Engkau pelihara.

Tidak ada anak manusia memiliki kesetiaan seperti Engkau;
Selain Engkau, tak ada aku berjumpa sahabat yang mengasihi.

Orang bilang bahwa “Ia yang tidak berarti tidak akan diridhai”;
Namun meski tak berarti, aku telah Engkau terima di hadirat Engkau;

Demikian banyak berkat dan karunia Engkau atas diriku;
Akan tetap tidak terbilang sampai Hari Kiamat nanti.

(Brahin-i- Ahmadiyah, bag. V;  Ruhani Khazain, Jld. 21, hlm. 127).

* * *

Penterjemah dari bahasa Inggris:  Ir.   Qoyum Khalid
Editor: Ki Langlang Buana Kusuma

Pajajaran Anyar, 23 Juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar