بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Syair-syair
Kecintaan Mirza Ghulam Ahmad a.s.
– Imam Mahdi
dan Al-Masih Mau’ud a.s. –
Kepada Nabi Besar Muhammad Saw.
(Bagian 12)
وَ اِذۡ قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ مَرۡیَمَ یٰبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ اِنِّیۡ
رَسُوۡلُ اللّٰہِ اِلَیۡکُمۡ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَیۡنَ یَدَیَّ
مِنَ التَّوۡرٰىۃِ وَ
مُبَشِّرًۢا بِرَسُوۡلٍ یَّاۡتِیۡ مِنۡۢ
بَعۡدِی اسۡمُہٗۤ اَحۡمَدُ ؕ
فَلَمَّا جَآءَہُمۡ بِالۡبَیِّنٰتِ
قَالُوۡا ہٰذَا سِحۡرٌ مُّبِیۡنٌ ﴿﴾
Dan ketika Isa Ibnu
Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku Rasul Allah kepada kamu
menggenapi apa yang ada sebelumku yaitu Taurat dan memberi kabar gembira
tentang seorang Rasul yang akan datang sesudahku namanya Ahmad.
“Maka tatkala ia datang kepada mereka dengan bukti-bukti yang jelas mereka
berkata: “Ini adalah sihir yang nyata!” (Al-Shaf [61]:7).
Syair-syair Mirza Ghulam Ahmad a.s.
Penjelmaan Allah Swt. yang Abadi
Kecuali Allah Yang Maha Pengasih
Siapakah yang mampu mengerti makam luhur Muhammad Saw.
Dirinya telah sirna sedemikian rupa
Seolah huruf ‘M’ telah lepas dari nama Ahmad Saw.
Demikian larut dirinya dalam Tuhan
yang Terkasih
Karena kecintaannya yang mutlak
Maka dirinya menjadi bayangan
Daripada Tuhan yang Maha Pengasih.
Dari wujudnya yang suci
Semerbak wewangian yang Maha Tercinta
Wujudnya yang diilhami fitrat samawi
Menjadi cerminan dari Tuhan yang Maha Abadi.
Sentana aku dituduh bid’ah dan kafir
Tidak dapat kupungkiri
Tak ada tahta samawi yang lebih
tinggi
Dibanding hati Ahmad Saw. Nabi Suci.
Puji syukur kepada Allah,
Disamping perlawanan orang-orang duniawi
Aku akan menghadapi beribu kemusykilan
Demi sumber mata air berkat ini.
Demi rahmat Tuhan dan demi
Karunia-Nya
Aku adalah musuh Fir’aun dan tentaranya
Karena aku mencintai Musa ini,
Nabi Suci Saw.
Keunikan dan keluhuran maqam kedudukan Nabi Suci Saw.
Sebagaimana ditampakkan kepadaku,
Demikian ajaibnya sehingga tak tertahan aku
mengumandangkannya
Asal saja aku dapat menemukan hati yang berhasrat di jalan
ini.
Hanya ini harapanku, doaku dan niatku
yang tulus
Agar kalbu dan nyawaku dikurbankan
Di jalan suci kecintaan
Kepada Nabi Suci Muhammad Saw.
(Tauzih
Maram; Ruhani Khazain, jld. III,
hlm. 62-63).
* * *
Derajat Ahmad Saw.
Hatiku menggelora memuji Nabi Suci [Saw.]
Yang tanpa padanan dalam keluhuran.
Yang mencintai Sang Sahabat Abadi [Swt.] sepenuh hati
Yang kalbunya terpaut dengan Sang Kekasih.
Ia penerima karunia samawi
Dibesarkan dalam pangkuan Tuhan.
Ia adalah samudera kebaikan dan
kesalehan
Mutiara tunggal dalam kecemerlangan.
Dalam kasih dan kerahiman ia seperti hujan musim semi
Karunia dan berkatnya seperti mentari.
Selalu pengasih dan tanda dari rahmat Ilahi
Ia penyayang dan jadi manifestasi rahmat samawi.
Wujudnya demikian berberkat sehingga
sekilas pandangan
‘Kan merubah wajah buruk menjadi
gemilang.
Laiknya bintang, jiwa terangnya telah
mencerahkan
Tak terbilang hati penuh kegelapan.
Ia demikian berberkat hingga kedatangannya
Menandakan rahmat Tuhan ke segenap alam.
Ia adalah Ahmad
sampai hari kiamat, karena nurnya
Maka hati manusia lebih terang dari sang surya.
Ia lebih cantik dari seluruh
keturunan Adam
Ia lebih murni dari mutiara paling
murni.
Dari bibirnya mengalir sumber mata
air kebijakan
Hatinya melimpah dengan air Kautsar.
Demi Tuhan-nya, ditinggalkannya segala
Di laut dan di bumi tak ada yang menyerupai dirinya.
Tuhan telah mengkaruniakan kepadanya pelita
Yang terpelihara dari badai angin sepanjang masa.
Pahlawan utama Allah Yang Maha
Perkasa
Berselempang pedangnya dengan amat
gagah.
Anak panahnya tercepat di setiap
medan
Pedangnya meraja di mana pun jua.
Ia membuktikan ketak-berdayaan berhala dunia
Ia mempertunjukkan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
Agar jangan berhala, pembuat dan penyembahnya
Tetap awam akan kekuasaan Tuhan.
Ia mencintai kebenaran, kelurusan dan
keteguhan
Ia adalah musuh kedustaan dan
kejahatan.
Ia adalah Penghulu namun ia hamba
mereka yang tak berdaya
Ia adalah raja namun ia melayani yang
lemah.
Kasih yang diterima dunia dari dirinya
Bahkan lebih dari yang diterima dari seorang bunda.
Ia mabuk dengan anggur kasih Sang Kekasih
Demi Wujud-Nya maka ia selalu merendahkan diri.
Nurnya mencapai setiap orang
Dan mencerahkan setiap negeri.
Bagi mereka yang berwawasan, ia
adalah tanda dari Tuhan Yang Pengasih
Ia adalah bukti dari Tuhan bagi
mereka yang mempunyai mata.
Demi kasihnya, ia adalah penolong mereka yang tak berdaya
Dengan kelembutan, ia berbagi kesedihan mereka yang papa.
Keindahan wujudnya mengungguli rembulan dan mentari
Debu di pintunya lebih harum dari cendana dan kesturi.
Bagaimana mungkin mentari dan
rembulan menyamainya?
Di hatinya berbinar ratusan mentari
nur samawi.
Sekilas pandang pada wujud keindahan
Lebih baik dari abadi kehidupan.
Aku yang amat mengenal keindahannya
Mau memberikan nyawaku, bila yang lainnya hanya hatinya.
Kenangan akan wujudnya
Menjadikan aku terpana
Aku selalu dalam keadaan mabuk kepayang
Setelah meminum dari pialanya.
Aku akan selalu terbang di jalannya
Kalau saja sayap aku punya.
Apa gunanya bibirku dengan kemangi harum
Jika aku telah jatuh cinta dengan wajah indah itu.
Keindahannya memetik dawai hatiku
Sang perwira dengan perkasa telah menyeretku.
Ia adalah sinar mataku
Kasihnya bagai surya cemerlang.
Cerah wajah yang tidak berpaling
darinya
Ia ‘kan terobati yang teguh berpegang
di pintunya.
Sapa yang berani mengarung samudera keimanan tanpa dirinya
Akan selalu kehilangan sasaran sejak semula.
Ia itu buta huruf namun tanpa banding dalam kebijakan
Adakah bukti yang lebih jelas dari pada ini?
Tuhan mengaruniakan kepadanya pati
pengetahuan dan pemahaman
Yang sinar cemerlangnya menyilaukan
semua bintang-bintang.
Melalui wujudnya semua potensi
manusia
Menjadi teraktualisasikan.
Semua keluhuran memuncak pada dirinya yang suci
Tak diragukan semua kenabian
berakhir dengan kedatangan dirinya.
Ia adalah mentari semua zaman dan alam
Ia adalah pembimbing semua,
yang hitam atau
sawo matang.
Titik temu samudera pengetahuan dan
pengenalan Allah
Terpadu padanya fitrat mentari dan
naungan.
Mataku menerawang sekeliling namun
tak bersua
Sumber mata air yang lebih jernih
dari keimanannya.
Bagi para pencari, tak ada pembimbing yang lebih baik
Bagi peziarah, tak ada penunjuk jalan selain dirinya.
Miliknya maqam luhur dengan binar cahaya
Yang ‘kan menghanguskan sayap sang Ruhul Kudus.
Allah Yang Perkasa menganugrahkan
syariah dan agama
Yang tak ‘kan berubah sepanjang masa.
Mula ia bersinar di tanah Arab
Guna membilasnya dari segala
kekejian.
Kemudian nur iman dan syariah suci
Melingkupi dunia laiknya langit.
Ia berikan anggur kehidupan kepada manusia
Dan menyelamatkan mereka dari rahang sang naga.
Raja-raja masa terpana semua
Serupa manusia para arif bijaksana.
Tak satu pun sebanding pengetahuan
atau kekuasaan
Ia menghumbalangkan keangkuhan para
angkara.
Tak perlu ia pengagulan manusia
Pujian baginya lebih menjadi kehormatan bagi si pemuja.
Ia bermukim di taman suci dan keagungan
Jauh di atas khayal mereka yang memujanya.
Ya Allah, sampaikan salam kami
kepadanya
Dan kepada persaudaraan para nabi.
Kami adalah hamba-hamba lemah para nabi
Kami adalah debu yang tergeletak di
gerbang mereka.
Semoga nyawa kami dikurbankan demi sang Nabi
Yang telah menunjukkan jalan kepada Tuhan yang Benar.
Ya Allah, demi barisan para nabi
Yang telah Engkau utus dengan Rahmat Engkau berlebih,
Berkatilah aku kebijakan laiknya Kau
berikan hasrat padaku,
Karuniai aku anggurnya sebagaimana
telah Kau berikan pialanya.
Ya Allah, demi wujud pilihan Engkau
Yang Kau topang di setiap langkah;
Bimbinglah tanganku dengan kasih dan sayang
Jadilah Kawan-ku dan Penolong dalam segala hal.
Aku hanya bertumpu pada kekuatan Engkau
Walau aku hanya debu, bahkan lebih rendah lagi.
(Brahin-i- Ahmadiyah; Ruhani
Khazain, jld. I, hlm. 17-23).
* * *
Penterjemah dari bahasa
Inggris: Ir. Qoyum Khalid
Editor: Ki Langlang Buana Kusuma
Pajajaran
Anyar, 25 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar