Sabtu, 23 Juni 2012

Pujian bagi Allah Swt., Tuhan seluruh alam


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

 

 Syair-syair
Kecintaan Mirza Ghulam Ahmad a.s.
 – Imam Mahdi dan Al-Masih Mau’ud a.s.
 kepada Allah Swt.

(Bagian 2)

Allah Swt.  “Nur (Cahaya) Alam Seluruh Alam"


اَللّٰہُ  نُوۡرُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ مَثَلُ نُوۡرِہٖ کَمِشۡکٰوۃٍ  فِیۡہَا مِصۡبَاحٌ ؕ اَلۡمِصۡبَاحُ فِیۡ زُجَاجَۃٍ ؕ اَلزُّجَاجَۃُ کَاَنَّہَا کَوۡکَبٌ دُرِّیٌّ یُّوۡقَدُ مِنۡ شَجَرَۃٍ مُّبٰرَکَۃٍ  زَیۡتُوۡنَۃٍ  لَّا شَرۡقِیَّۃٍ  وَّ لَا غَرۡبِیَّۃٍ ۙ یَّکَادُ زَیۡتُہَا یُضِیۡٓءُ وَ لَوۡ لَمۡ تَمۡسَسۡہُ نَارٌ ؕ نُوۡرٌ عَلٰی نُوۡرٍ ؕ یَہۡدِی اللّٰہُ  لِنُوۡرِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ یَضۡرِبُ اللّٰہُ الۡاَمۡثَالَ لِلنَّاسِ ؕ وَ اللّٰہُ  بِکُلِّ شَیۡءٍ عَلِیۡمٌ ﴿ۙ﴾

Allah adalah Nur seluruh langit dan bumi. Perumpamaan nur-Nya adalah seperti sebuah relung yang di dalamnya ada suatu pelita. Pelita itu ada dalam suatu semprong kaca.  Semprong kaca itu seperti bintang yang gemerlapan. Pelita itu dinyalakan dengan minyak dari sebatang pohon kayu yang diberkati, ialah pohon zaitun yang bukan di timur dan bukan di barat, yang minyaknya hampir-hampir bercahaya walaupun api tidak menyentuhnya. Nur di atas nur! Allah memberi bimbingan menuju nur-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mengemukakan tamsil-tamsil untuk manusia, dan Allah Mengetahui segala sesuatu (Al-Nūr [24]:36).

Syair  Mirza Ghulam Ahmad a.s.

“Pujian bagi  Allah, Tuhan Seluruh alam”
(Urdu)

Betapa cemerlang Nur dari Sumber segala Nur
Laiknya alam menjadi cermin
Agar mata mampu mengindera refleksi-Nya.

Saat memandang bulan kemarin malam
Hatiku dikempa kerinduan
Teringat sekelumit keindahan Tuhan-ku yang tercinta.

Keindahan-Nya yang Maha Abadi
Telah membakar nyala hati kami
Tak perlu kalian ungkapkan keindahan bangsa Turki atau Tartar.

Wahai Yang Tercinta! Betapa ajaib dan cantiknya
Tampilan keagungan Engkau di seluruh alam
Ke mana pun kami berpaling, adalah jalan menuju Engkau.

Nur Engkau   menyala cemerlang, tercermin
Dalam sumber cahaya cemerlang sang surya,
Di setiap bintang berkilauan kecantikan Engkau yang merona.

Dengan Tangan Engkau Sendiri telah Engkau percikkan
Garam di atas kalbu yang menimbulkan keresahan cinta
Di antara mereka yang mencintai Engkau.

Engkau mengisi setiap zarah dengan sifat-sifat luar biasa
Siapa akan mampu mengurai rahasia Engkau yang tanpa batas?

Tak ada seorang pun mampu menduga
Luas kekuasaan Engkau nan tanpa batas
Tiada pula ‘kan mampu mengurai
Buhul misteri yang pelik ini.

Adalah Keindahan Engkau yang mensiratkan
Daya tarik pada setiap wajah yang cantik,
Begitu  pula rona dan warna kebun dan bunga
Hanyalah cerminan Kecantikan Engkau semata.

Wajah cantik yang penuh kecintaan
Selalu mengingatkan Engkau kepada kami,
Setiap untaian rambut mengarah kepada Engkau.

Bagi setiap mukminin dan kafir, Wujud Engkau semata seharusnya nyata,
Wahai sayangnya, mereka yang buta, mata mereka tertutup ribuan tabir.

Wahai Kekasih-ku, kilau Pandang Engkau
Bak pedang yang tajam, yang meretas seluruh belenggu
Kesetiaan dan cinta kepada yang lainnya.

Demi memenangkan Kasih Engkau,
Telah aku lumatkan diriku menjadi debu,
Mengharap, kerinduan perpisahan
‘Kan terobati sedikit.

Kecuali ketika beserta Engkau
Aku selalu dalam kegelisahan,
Bagai jantung pesakitan yang meredup
Terasa nyawa bagai ‘kan lenyap.
Bahana apakah di sekeliling Engkau?
Wahai, janganlah berlambat langkah,
Jangan sampai pecinta malang ini
Mati tanpa diketahui.

(Surma Chasm Arya, Qadian, 1886; Ruhani Khazain, Jld. II, hlm.  52).


Allah Swt.  “Permata nan Tanpa Tara”
(Urdu)

Apa yang semula milik kami
Sekarang sepenuhnya milik Sang Terkasih,
Sejak saat ini, kami menjadi milik Sang Terkasih
Dan Yang Terkasih menjadi milik kami.
Puji syukur kepada Tuhan, aku telah menemukan
Permata nan tanpa tara,
Pedulikah aku
Jika hati manusia telah membatu?

(Izalah Auham;  Ruhani Khazain, jld. III, hlm.  458)

* * *

Penterjemah dari bahasa Inggris:  Ir.  Qoyum Khalid
Editor: Ki Langlang Buana Kusuma

Pajajaran Anyar, 23 Juni 2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar