بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Syair-syair
Kecintaan Mirza Ghulam Ahmad a.s.
– Imam Mahdi
dan Al-Masih Mau’ud a.s. –
Kepada Nabi Besar Muhammad Saw.
(Bagian 10)
اَللّٰہُ نُوۡرُ السَّمٰوٰتِ وَ
الۡاَرۡضِ ؕ مَثَلُ نُوۡرِہٖ کَمِشۡکٰوۃٍ فِیۡہَا
مِصۡبَاحٌ ؕ اَلۡمِصۡبَاحُ فِیۡ زُجَاجَۃٍ ؕ اَلزُّجَاجَۃُ کَاَنَّہَا کَوۡکَبٌ
دُرِّیٌّ یُّوۡقَدُ مِنۡ شَجَرَۃٍ مُّبٰرَکَۃٍ
زَیۡتُوۡنَۃٍ لَّا شَرۡقِیَّۃٍ وَّ لَا غَرۡبِیَّۃٍ ۙ یَّکَادُ زَیۡتُہَا
یُضِیۡٓءُ وَ لَوۡ لَمۡ تَمۡسَسۡہُ نَارٌ ؕ نُوۡرٌ عَلٰی نُوۡرٍ ؕ یَہۡدِی
اللّٰہُ لِنُوۡرِہٖ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ
یَضۡرِبُ اللّٰہُ الۡاَمۡثَالَ لِلنَّاسِ ؕ وَ اللّٰہُ بِکُلِّ شَیۡءٍ عَلِیۡمٌ ﴿ۙ﴾
Allah adalah Nur seluruh langit dan bumi. Perumpamaan
Nur-Nya seperti sebuah relung yang di dalamnya ada suatu pelita, pelita
itu ada dalam semprong kaca, semprong kaca itu seperti bintang yang gemerlapan.
Pelita itu dinyalakan dari pohon kayu yang diberkati, yaitu pohon zaitun
yang bukan di timur dan bukan di barat, yang minyaknya hampir-hampir bercahaya
walau pun api tidak menyentuhnya. Nur di atas nur! Allah member petunjuk
menuju Nur-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah mengemukakan
perumpamaan-perumpamaan untuk manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
(Al-Nūr [22]:36).
Syair-syair Mirza Ghulam Ahmad a.s.
Nur Cemerlang Nabi Besar Muhammad Saw.
(Urdu)
Kulepaskan khayalku melayang ke segala arah,
Namun tak ada keimanan bak Muhammad laiknya.
Tak ada agama yang memberikan tanda kebenaran
Sebagaimana buah yang kucecap di taman Muhammad.
Aku telah menguji Islam yang adalah
Nur di atas Nur
Bangunlah, aku mengingatkan kalian
akan saatnya.
Tak ada yang datang untuk mencoba,
Meski aku telah menantang lawan
semua.
Kemarilah wahai umat, di sinilah kalian temui Nur Ilahi
Lihatlah, aku telah menyampaikan berita kegembiraan.
Hari ini semua sinar itu menggetarkan diri yang hina ini
Aku telah meronai hatiku dengan sinarnya pelangi.
Sejak kuterima nur dari Nur sang Nabi
Aku telah menyatukan diri dengan yang
Maha Benar.
Tak terbilang berkat dan salam bagi
Mustafa Saw..
Allah saksiku dan dari Dia-lah aku
menerima Nur ini.
Kalbuku abadi bersatu dengan jiwa Muhammad Saw.
Kupenuhi hatiku berlimpah dengan anggur ini.
Aku bersumpah demi wujud engkau, wahai Ahmad Saw. terkasih
Demi engkau maka kupikul semua beban ini.
Wahai Kekasih-ku, aku bersumpah demi
Ke-Esaan Engkau
Larut diriku dalam kecintaan pada Wujud
Engkau.
(Ayena Kamalati Islam, Qadian,
1893; Ruhani Khazain, jld. V,
hlm. 224-225).
* * *
Rasul yang Sempurna
Yang awam orang Eropa berkata: “Nabi ini tidak sempurna,
Apa susahnya menyiarkan agama di antara umat jahiliah?’
Nyatanya mengubah yang jahiliyah menjadi manusia budaya
Adalah mukjizat, yang menzahirkan arti rahasia kenabian.
Ia membawa turun Nur dari langit, ia
sendiri adalah Nur
Apa salahnya ia lahir di tengah
bangsa jahiliah?
Apakah berbeda bagi sinar rembulan
jika
Bersinar dari Zanzibar atau dari tepi
kota Roma?
(Brahin-i-
Ahmadiyah,bag. V, Ruhani
Khazain, vol. I, hlm. 144).
* * *
Keagungan Ahmad Saw.
Jauh di atas jangkauan fikir dan
imaji
kedudukan dari Ahmad saw.
Yang hambanya kalian lihat
Adalah Al-Masih zaman ini.
(Haqiqatul Wahi, Qadian, 1907; Ruhani
Khazain, jld. 22, hlm. 286).
* * *
Penterjemah dari bahasa
Inggris: Ir. Qoyum Khalid
Editor: Ki Langlang Buana Kusuma
Pajajaran
Anyar, 25 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar